Tuhan Maha pengasih.

Yesus, engkau mengasihi aku sehingga engkau menebus aku dengar Darahmu

Rabu, 18 Julai 2007

CintaKasih Kristus Ku


Hai Salam Damai Dalam Kristus.....

Cintakasih kristus berserta anda....

Tuhan Yesus Mengasih kita sehingga ia sanggup menjadi penebus dunia dari

Dosa-Dosa kita.. Melalui cintakasih Kristus, kita diselamatkan...

Yesus Juruselamat Dunia

Yesus Juruselamat Dunia

Santa pelindung saya, St. Teresa

Santa pelindung saya, St. Teresa

Hanya Untuk Hari Ini

Hidupku adalah satu saat, satu jam yang berlalu.
Hidupku adalah satu saat yang tak terpegang dan tak kukuasai
Engkau tahu, ya Tuhan,
Untuk mengcintai di dunia ini,
Aku hanya punya hari ini.
Biarlah Tuhan, bila masa depan tampak kelabu.
Berdoa untuk esok, tidak ! Aku tidak mampu...
Jagalah hatiku murni.
Payungi aku dengan bayang- bayangMu,
Hanya untuk hari ini
Jika aku berfikir tentang hari esok,
Aku takut goyah.
Dalam hati kurasakan munculnya kesedihan dan kebosanan
Tapi saya rela menerinanya, Tuhan, penderitaan, pencobaan,
Hanya hari ini.
Segera ku kan terbang untuk memujiNya
Bila hari tanpa malam,
Akan bersinar atas jiwaku.
Maka kan kunyanyikan dengan kecapi para malaikat,
Hari ini yang abadi.
Puisi St. Theresia Lisieux pada saat-saat terakhir hidupnya.

Santa pelindung saya

Santa pelindung saya

Kerahiman Ilahi

" YESUS, KU PERCAYA ENGKAU"

Yesus Berdoa Di Kebun Getsemani

Yesus Berdoa Di Kebun Getsemani

kemuliaan tuhan

kemuliaan tuhan

Kemuliaan Tuhan [Maz 19: 2-5, 7]

Langit menceritakan kemuliaan Allah,
Dan cakrawala memberikan pekerjaan tanganNya,
Hari meneruskan berita itu kepada hari
Dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam
Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar
Tetapi gema mereka terpenncar ke seluruh dunia dan
Perkataan mereka sampai ke ujung bumi,
Ia memasang kemah di langit untuk matahari
dari ujung langit ia terbit,
Dan ia beradar sampai ke ujung yang lain;
Tidak ada yang terlindung dari panas sinarNya

Lilin Kehidupan

Lilin Kehidupan

Lilin Kehidupan ( Biarku Menjadi lilin)

Biarku menjadi lilin
Memberika cahaya
Terangi sekeliling
Dengan diri terbakar
Tak siapa yang sedar
Di saat kegelapan
Rela ku menerangi
Demi satu harapan.
Biar masa berlalu
Dan ku terus berlari
saat aku kegelapan
Rela ku menerangi
Tanpa Dendam dan benci
Andainyan kau terjatuh
Tersungkur dan terjatuh
Ku rawat biar sembuh
Aku takkan bertanya
Apakah nanti balasannya
Setiap pengorbanan
Setiap pemberian
demi satu ikatan
Keikhlasan dihati
Walaupun kau sering ragui
Pada suatu ketika
Aku ketara jua
Biarku menjadi lilin
Memberi Cahaya
Aku senang begini
Dapat terus berbakti
Dengan Cara sendiri

kasih Tuhan

kasih Tuhan

Keindahan Kasih Kristus

Keindahan Kasih Kristus

Alta

Alta

Ibu pengasih

Ibu pengasih

Bonda Maria

Kata Maria: " Sesungguhnya aku ini adalah seorang hamba Tuhan: Jadilah padaku menurut perkataan itu"

Sebuah Kisah Kasih

Sebuah Kisah Kasih
Suatu hari, aku bangun dini hari untuk menyaksikan sang surya terbit. Dan keindahan karya ciptaan Tuhan sungguh tak terlukiskan. Sementara aku mengaguminya, aku memuliakan Tuhan oleh karena karya-Nya yang mempesona. Sementara aku duduk di sana, aku merasakan kehadiran Allah dalam diriku.
Ia bertanya kepadaku,
“Apakah engkau mengasihi Aku?”
Aku menjawab, “Tentu saja Tuhan! Engkaulah Allah dan Juruselamat-ku!”
Kemudian Ia bertanya,
“Seandainya engkau cacat jasmani, apakah engkau akan tetap mengasihi Aku?”
Aku terpana. Aku memandangi tanganku, kakiku dan seluruh bagian tubuhku yang lain sambil memikirkan betapa banyak pekerjaan yang tidak akan dapat aku lakukan, pekerjaan-pekerjaan yang selama ini aku anggap biasa. Dan aku menjawab, “Akan sangat berat Tuhan, tetapi aku akan tetap mengasihi Engkau.”
Kemudian Tuhan berkata,
“Seandainya engkau buta, apakah engkau akan tetap mengagumi ciptaan-Ku?” Bagaimana aku dapat mengagumi sesuatu tanpa dapat melihatnya? Kemudian pikiranku melayang kepada orang-orang buta di muka bumi ini dan betapa banyak di antara mereka yang mengasihi Tuhan dan mengagumi ciptaan-Nya. Jadi aku menjawab, “Sulit dibayangkan Tuhan, tetapi aku akan tetap mengasihi Engkau.”
Kemudian Tuhan bertanya kepadaku,
“Seandainya engkau tuli, apakah engkau akan tetap mendengarkan firman-Ku?”
Bagaimana aku dapat mendengar jika aku tuli? Aku tersadar, mendengarkan Firman Tuhan tidak hanya dengan telinga, tetapi dengan hati. Maka aku menjawab, “Akan sangat berat, Tuhan, tetapi aku akan tetap mendengarkan firman-Mu.”
Kemudian Tuhan bertanya,
“Seandainya engkau bisu, apakah engkau akan tetap memuliakan Nama-Ku?”
Bagaimana aku dapat memuji tanpa bersuara? Lalu menjadi jelas bagiku: Tuhan menghendaki kita menyanyi dari kedalaman hati dan jiwa kita. Tidak jadi soal apakah suara kita terdengar sumbang. Dan memuliakan Tuhan tidak selalu dengan nyanyian, tetapi dengan berbuat baik kita menyampaikan pujian kepada Tuhan dengan ucapan syukur. Jadi aku menjawab, “Meskipun aku tidak dapat melantunkan nyanyian pujian, aku akan tetap memuliakan Nama-Mu.”
Dan Tuhan bertanya, “Apakah engkau sungguh mengasihi Aku?”
Dengan tegas dan penuh keyakinan, aku menjawab lantang, “Ya Tuhan! Aku mengasihi Engkau karena Engkaulah satu-satunya Allah yang Benar.”
Aku pikir aku telah menjawab dengan benar, tetapi ….
Tuhan bertanya, “JIKA DEMIKIAN, MENGAPA ENGKAU BERDOSA?”
Aku menjawab, “Karena aku hanyalah seorang manusia yang tidak sempurna.”
“JIKA DEMIKIAN, MENGAPA PADA SAAT SUKA ENGKAU MENYIMPANG JAUH?
MENGAPA HANYA PADA SAAT DUKA SAJA ENGKAU BERDOA DENGAN KHUSUK?"
Tidak ada jawaban. Hanya air mata.
Tuhan melanjutkan:
“Mengapa melantunkan pujian hanya di gereja dan di tempat-tempat retret?
Mengapa datang kepada-ku hanya pada saat doa?
Mengapa meminta dengan demikian egois?
Mengapa tidak setia?”
Air mata mengalir jatuh di pipiku.
“Mengapa engkau malu akan Aku?
Mengapa engkau tidak mewartakan Kabar Sukacita?
Mengapa pada saat aniaya engkau berpaling kepada yang lain sementara Aku menyediakan punggung-Ku untuk memikul bebanmu?
Mengapa mengajukan alasan-alasan ketika Aku memberimu kesempatan untuk melayani dalam Nama-Ku?”
Aku berusaha menjawab, tetapi tidak ada jawab yang keluar.
“Engkau dikaruniai hidup. Aku menciptakan engkau, jangan sia-siakan hidupmu.
Aku memberkati engkau dengan talenta-talenta untuk melayani Aku, tetapi engkau senantiasa menghindar.
Aku telah menyingkapkan rahasia Firman-Ku kepadamu, tetapi pengetahuanmu tidak bertambah.
Aku berbicara kepadamu, tetapi telingamu tertutup rapat.
Aku menunjukkan belas kasih-Ku kepadamu, tetapi matamu tidak melihat.
Aku mengirimkan penolong-penolong bagimu, tetapi engkau duduk berpangku tangan sementara mereka engkau singkirkan.
Aku mendengarkan doa-doamu dan Aku telah menjawab semuanya.”
“APAKAH ENGKAU SUNGGUH MENGASIHI AKU?”
Aku tidak mampu menjawab. Bagaimana mungkin? Aku amat malu.
Aku tidak punya penjelasan. Apa yang dapat aku katakan?
Ketika hatiku menjerit dan air mata telah membanjir, aku berkata,
“Ampuni aku, Tuhan. Aku tidak layak menjadi anak-Mu.”
Tuhan menjawab, “Itu Rahmat, Anak-Ku.”
Aku bertanya, “Jika demikian, mengapa Engkau terus-menerus mengampuni aku? Mengapa Engkau demikian mengasihi aku?”
Tuhan menjawab, “Karena engkau adalah Ciptaan-Ku. Engkau adalah Anak-Ku. Aku tidak akan meninggalkan engkau.”
Jika engkau menangis, hati-Ku hancur dan Aku akan menangis bersamamu.
Jika engkau bersorak kegirangan, Aku akan tertawa bersamamu.
Jika engkau putus asa, Aku akan menyemangatimu.
Jika engkau jatuh, aku akan mengangkatmu.
Jika engkau lelah, Aku akan menggendongmu.
Aku akan menyertaimu sampai akhir jaman, dan Aku akan selalu mengasihimu selamanya.”
Belum pernah aku menangis sedemikian pilu sebelumnya.
Bagaimana mungkin aku bersikap dingin dan beku selama ini?
Bagaimana mungkin aku melukai hati-Nya dengan segala kelakuanku? Aku bertanya kepada Tuhan, “Berapa besar Engkau mengasihi aku, Tuhan?”
Tuhan merentangkan kedua belah tangan-Nya, dan aku melihat tangan-Nya yang berlubang tertembus paku.
Aku bersimpuh di kaki Kristus, Juruselamat-ku.
Dan untuk pertama kalinya aku berdoa dengan segenap hati.

Happy..

Happy..

Senyum Untukmu.

Tahukah kamu bahwa senyum itu menular?
Menerimanya seperti terjangkit flu.
Hari ini seseorang tersenyum padaku,
dan aku balas tersenyum juga.
Di pojok ruangan seseorang melihatku tersenyum
dan ia mulai tersenyum pula.
Aku jadi sadar bahwa senyum dapat ditularkan…
Lalu aku memikirkan dan mengukur senyumku.
Senyum yang unik, seperti senyumku,
dapat menyebar ke seluruh dunia.
Jadi, kalau kamu merasa ingin tersenyum,
janganlah berusaha menghentikannya.
Marilah kita mulai menyebarkan wabah senyum sekarang juga,
hingga mempengaruhi seluruh dunia!
Tetaplah tersenyum dan kirimkan artikel ini pada para teman dan sahabatmu.
Lagi pula, bukankah setiap orang membutuhkan senyum?!!!


Mengenai Saya